Home » » Tips menghadapi anak marah dan emosi

Tips menghadapi anak marah dan emosi

Written By amalinakayyisah on Rabu, 17 April 2013 | 10.12

Bagi yang sudah menikah dan di karuniai anak tentu senang dengan tingkah polos anak ketika sedang bermain. Tetapi ini akan menjadi lain apabila anak mulai marah karena suatu hal , dan kita menjadi orang tua yang merasa serba salah karena gagal dalam mendidik anak. Artikel dibawah mungkin menarik disimak bagaimana tips dan trick untuk meredam emosi marah pada anak . Selamat membaca

Kita kerap menemui anak kecil yang menunjukkan suasana emosional yang tak terkendali jika sedang marah. Menangis kencang sambil berteriak teriak, bisa membanting barang yang ada di dekatnya, membanting pintu, bahkan bergulung-gulung di lantai jika keinginannya ada yang tidak dituruti. Kalau hal seperti ini terus kita biarkan , maka tidak menutup kemungkinan akan terbawa hingga anak tersebut beranjak dewasa.

Hal ini tentu tak terlepas dari sikap orang tua kepada anaknya. Kita harus banyak berinstropeksi diri, apakah ketika sikap kita juga buruk di mata anak? Misalkan suatu saat seorang anak berulah dengan menarik tangan bundanya yang sedang memegang HP, yang membuat bundanya spontan menoleh dengan wajah garang ke arahnya. Dengan bahasa tubuh yang kasar, bunda menghentakkan tangannya agar terlepas dari pegangan anaknya, sambil menjauhkan HP dan berteriak marah,"Ntar... ntar dulu ah....Jangan ganggu! Contoh seperti ini merupakan contoh sikap buruk, bukan tidak mungkin anak juga akan menirunya.

Mengajarkan Cara Marah
Setiap anak terlahir dengan kemampuan naluriah yang sama, yaitu menangis jika haus, lapar, dan kencing. Itulah cara alamiahnya saat marah. Namun bagaimana kemudian setiap anak mengembangkan gaya marahnya masing-masing, sepenuhnya mereka belajar dari lingkungan, terutama dari lingkungan terdekat seperti ayah bunda. Bisa juga is mencontoh dari teman atau televisi. Jika ternyata disadari atau tidak ternyata lingkungan memberikan contoh yang salah, maka wajar jika otomatis kesalahan tersebut akan menular kepada si anak.Jika hal ini menimpa putra-putri Anda, apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki cara marah mereka?

1. Menghentikan contoh yang salah
Dari siapa pun contoh itu datang, maka sudah seharusnya contoh tersebut dihentikan.Jika ayah bundanya sendiri yang sadar maupun tidak sadar sudah menjadi contoh buruk bagi anaknya, maka ayah bunda-lah orang pertama yang harus belajar mengelola marah dengan smart sebelum meminta anak melakukannya. Jika contoh itu datang dari teman bermain yang menunjukkan akhlak kurang santun saat marah, maka anak sebaiknya dibatasi untuk bermain dengan teman tersebut dan dicarikan teman lain yang lebih balk. Dan jika tontonan televisi yang ternyata menjadi sumber contoh tersebut, maka mutlak tontonan itu pun harus dihentikan.

2. Mengajarkan cara marah yang banar
Selanjutnya, setelah contoh dihentikan, saatnya memperbaiki cara marah anak yang sudah terlanjur salah. Berikut adalah cara dan tahapan-tahapannya.
  • Boleh Marah, tapi perhatikan caranya. Kondisi tidak bisa diharapkan membaik, ketika di saat anak marah kepada adiknya sambil berteriak-teriak dan memukulnya, lantas ayah bunda pun berkata dengan emosional pula,"Tidak boleh marah-marah sama adiknya, kak. Kan adik masih kecil, belum mengerti..."
  • Di tahap awal, akan sulit bagi anak anak kecil untuk tidak boleh marah. Jika saat sedang marah is dilarang marah oleh ayah bundanya, is hanya akan merasa bahwa ayah bundanya tak bisa memahami perasaannya.lni justru akan membuatnya kecewa dan enggan menuruti apa kata ayah bunda berikutnya.
  • Akan jauh lebih baik kondisinya jika anak tidak dilarang marah, tetapi dipahami kemarahannya. Dengan mengatakan demikian,"Kamu sedang marah sama adik, ya ? Adik merebut mainanmu? Pasti dia membuatmu sangat marah."Mendengar ini, anak akan merasa dipahami perasaannya yang sedang marah.Jika is merasa dipahami,akan lebih mudah baginya untuk menerima kata-kata ayah bunda lebih lanjut."Kamu boleh marah tapi tidak perlu kasar,ya.Toh adik tidak juga sepenuhnya salah karena sebelumnya kamu tidak menyimpan mainanmu di tempatnya."
  • Kurangi secara bertahapSelanjutnya, ajarkan kepada anak untuk marah dengan cara yang tidak emosional.Cari waktu santai saat bercanda untuk mendiskusikan hal ini.Bunda bisa mengatakan,"Sayang, kamu tuh kalau marah menakutkan, lho.Teman-temanmu pasti menjauh saat kamu marah. Harusnya kamu belajar mengurangi kekasaranmu saat marah." Dalam suasana santai, anak akan cukup bisa menerima kritik seperti ini. Bunda bisa meneruskan,"Kalau sedang marah, kita memang pasti emosi, kamu boleh berteriak atau menangis,tapi tidak boleh membanting barang dan menyakiti orang lain. Bisa kan dicoba, sayang?" lni adalah perjanjian tentang cara marah tahap pertama. Kekasaran cara marah dikurangi secara bertahap.Tetapkan aturan ini dan berlakukan hingga anak berhasil lebih mengendalikan cara marahnya, barulah ayah bunda bisa meneruskan ke tahap berikutnya.
  • Cari waktu santai lagi untuk memuji kemajuannya."Hebat, anak bunda sekarang sudah tidak cokAcar dulu. Sudah tidak mukul-mukul dan membanting-banting barang.Tapi teriakannya itu lho... Kenceng sekali, tangisnya juga sering berlama-lama. Dikurangi ya, biar tidak membuat orang lain jengkel...."Sekali lagi, karena dibicarakan dalam suasana nyaman, anak mudah menerima. Akhirnya, dibuatlah kesepakatan bahwa anak masih boleh berkata kasar, tetapi tanpa berteriak.Anak pun masih boleh menangis, namun tidak 5 menit.
Selanjutnya menjadi lebih mudah ketika telah ada kesepakatan. Bunda tinggal mengingatkan kembali kesepakatan tersebut jika putranya terlupa. Semoga artikel Tips menghadapi anak yang marah dan emosi berguna bagi kita semua

Sumber : mulia

Share this article :

2 comments:

Translate

 
Author : Desain Blog
Copyright © 2013. Amalina Kayyisah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
-->